flash compugraphics

Segala sesuatu yang berhubungan dengan karya ilmiah

Selasa, 22 September 2015

HUBUNGAN PEMAHAMAN GURU TERHADAP KURIKULUM DENGAN MOTIVASI MENGAJAR

Oleh
Yani Nuraeni


Abstrak

This study is based on the premise that the motivation to teach teachers have a heavy reliance on their understanding of teaching As for the hypothesis of the higher (positive) teachers' understanding of the curriculum will be higher the motivation of their teaching. Conversely, the lower the teachers' understanding of the curriculum will be the less motivation they teach. The method used in this research is descriptive method, because this method is appropriate to explore, uncover and analyze problems that occur in the present. The sample is a sample population that as many as 40 elementary school teachers in the cluster Hanjawar Cibeber District of Cianjur Regency. While data collection techniques are observation, interview, documentation, questionnaires and tests were distributed to 40 elementary school teachers in the cluster Hanjawar Cibeber District of Cianjur Regency as respondents. The study's findings are that the reality of elementary school teachers understanding of the curriculum categorized enough. This is evidenced by the average value of their answers to 15 test items are filed, reaching the value of 3.5. The figure is in the interval value of 2.6 to 3.5. Reality their motivation to teach high category. This is evidenced by the average value of their answers to the questionnaire submitted 15 items, reaching the value of 3.9. The figure is in the interval value 3,6- 4,5. The reality of the relationship between the understanding of elementary school teachers to teach motivation shown by a correlation coefficient of 0.46 that has meaning correlation figure, because it is in the area interval 0,40- 0,70. Then the results of hypothesis testing showed the price of z count of 2.16 is greater than the z table by 1.69. Means that the hypothesis (Ho), which states there is no relationship between the two variables declined, while the degree of relation by 12%. This means there is a 88% other factors associated with motivation factors besides teaching elementary school teacher elementary school teacher understanding of the curriculum.

Keywords: Understanding teachers, curriculum, teaching motivation

Abstrak

Penelitian ini bertolak dari pemikiran bahwa motivasi mengajar guru memiliki ketergantungan terhadap pemahaman mereka dalam mengajar Adapun hipotesisnya semakin tinggi (positif) pemahaman guru terhadap kurikulum  akan semakin tinggi pula motivasi mengajar mereka. Sebaliknya, semakin rendah pemahaman guru terhadap kurikulum  akan semakin rendah pula motivasi mengajar mereka. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif, karena metode ini tepat untuk menggali, mengungkap dan menganalisis masalah yang terjadi pada masa sekarang. Sampel dalam penelitian adalah sampel populasi yakni sebanyak 40 Guru SD di Gugus Hanjawar Kecamatan Cibeber Kabupaten Cianjur. Sedangkan teknik pengumpulan data yang digunakan adalah observasi, wawancara, dokumentasi, angket dan tes yang disebarkan kepada 40 Guru SD di Gugus Hanjawar Kecamatan Cibeber Kabupaten Cianjur sebagai responden. Temuan penelitian yaitu bahwa realitas pemahaman Guru SD terhadap kurikulum  berkategori cukup. Hal ini ditunjukan oleh nilai rata-rata jawaban mereka terhadap 15 item tes yang diajukan, mencapai nilai 3,5. Angka tersebut berada pada interval nilai 2,6 – 3,5. Realitas motivasi mengajar mereka berkategori tinggi. Hal ini ditunjukan oleh nilai rata-rata jawaban mereka terhadap 15 item angket yang diajukan, mencapai nilai 3,9. Angka tersebut berada pada interval nilai 3,6- 4,5. Realitas hubungan antara pemahaman Guru SD dengan motivasi mengajar ditunjukan oleh harga koefisien korelasi sebesar 0,46 Angka tersebut mempunyai arti korelasi, karena berada dalam daerah interval 0,40– 0,70. Kemudian hasil uji hipotesis menunjukan harga z hitung sebesar 2,16 lebih besar dari pada z tabel sebesar 1,69. Berarti hipotesis (Ho) yang menyatakan tidak ada hubungan antara kedua variabel ditolak, sedangkan derajat hubunganya sebesar 12 %. Hal ini berarti terdapat 88% faktor lain yang berhubungan dengan motivasi mengajar Guru SD selain faktor pemahaman Guru SD terhadap kurikulum.

Kata Kunci : Pemahaman guru, kurikulum, motivasi mengajar



PENDAHULUAN
Pendidikan merupakan serangkaian kegiatan yang dilakukan dalam rangka mengembangkan potensi yang dimiliki peserta didik dengan harapan supaya menjadi manusia yang beriman, berilmu, dan berakhlak mulia. Hal ini sesuai dengan tujuan pendidikan nasional yang tercantum dalam UUSPN No. 20 tahun 2003 yaitu:
“Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga Negara yang demokratis serta bertanggung jawab”

Secara umum, proses pendidikan di Indonesia dapat dilaksanakan tiga jalur, yaitu pendidikan formal, jalur pendidikan nonformal, dan jalur pendidikan informal. Jalur pendidikan formal adalah jalur pendidikan yang terstruktur dan berjenjang yang terdiri atas pendidikan dasar, pendidikan menengah, dan pendidikan tinggi. Pendidikan nonformal adalah jalur pendidikan diluar pendidikan formal yang dapat dilaksanakan secara terstruktur dan berjenjang sedangkan pendidikan informal adalah jalur pendidikan keluarga. (UUSPN No. 20 tahun 2003).
Jenis pendidikan luar sekolah, menurut Peraturan Pemerintah Nomor 73 Tahun 1991 Tentang Pendidikan Luar Sekolah, mencakup pendidikan umum, pendidikan keagamaan, pendidikan jabatan kerja, pendidikan kedinasan, dan pendidikan kejuruan (Djudju Sudjana, 2006:4-5).
Pendidikan formal memiliki beberapa kelebihan dibandingkan dengan pendidikan informal dalam lingkungan keluarga. Pertama, pendidikan formal di sekolah memiliki lingkup isi pendidikan yang lebih luas, bukan hanya berkenaan dengan pembinaan segi-segi moral tetapi juga ilmu pengetahuan dan keterampilan. Kedua, pendidikan di sekolah dapat memberikan pengetahuan yang lebih tinggi, lebih luas dan mendalam. Ketiga, karena memiliki rancangan atau kurikulum secara formal dan tertulis, pendidikan di sekolah dilaksanakan secara berencana, sistematis, dan lebih disadari. Komponen-komponen  dasar pendidikan diantaranya terdiri dari pendidik, peserta didik, lingkungan, isi, poses, evaluasi pendidikan dan kurikulum (Nana Syaodih Sukmadinata, 2004:2-3).
Kurikulum akan terus berkembang seiring dengan berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi. Namun keberhasilan dalam memperoleh tujuan pendidikan bergantung pada pelaksana kurikulum yaitu guru. Karena bagaimanapun bagusnya suatu kurikulum hasilnya sangat bergantung pada apa yang dilakukan oleh guru di dalam kelas (Nana Syaodih Sukmadinata, 2004:194).
Guru di dalam kelas akan mengajar secara optimal manakala mereka memiliki motivasi yang tinggi untuk mengajar. Menurut Uzer Usman (1995:28)  yang dimaksud motivasi adalah suatu proses untuk menggiatkan motif-motif menjadi perbuatan atau tingkah laku untuk memenuhi kebutuhan dan mencapai tujuan, atau keadaan dan kesiapan dalam diri individu yang mendorong tingkah lakunya untuk berbuat sesuatu dalam mencapai tujuan tertentu. Sedangkan yang dimaksud dengan pemahaman (comprehension). Menurut Sardiman A.M (2006:42-43) adalah memahami sesuatu dengan pikiran, karena itu belajar harus mengerti secara mental makna dan filosofisnya, maksud dan implikasinya serta aplikasi-aplikasinya, sehingga menyebabkan individu memahami suatu situasi.
Pemahaman ini sangat penting dalam proses belajar mengajar, sebab tanpa memahami materi yang dipelajari atau yang diajarkan, seseorang tidak akan mampu menginterprestasikan pemaha-mannya, baik dalam kata-kata maupun dalam perbuatan.
Demikian pula halnya dengan motivasi mengajar Guru SD akan dipengaruhi oleh pemahamannya terhadap Kurikulum sebagai petunjuk proses pengajaran yang akan dilaksanakan. Oleh karena itu, jika pemahaman Guru SD positif terhadap Kurikulum maka akan memunculkan motivasi mengajar. Dan sebaliknya jika pemahamannya negatif maka akan mengurangi motivasi mengajar mereka.
Namun, pada kenyataannya masih ada guru yang kurang termotivasi dalam mengajarnya, terbukti dengan kedisiplinan mereka dalam segi kehadiran, ketepatan waktu masuk kelas, materi yang disampaikan kurang dimengerti serta metode yang tidak sesuai dengan materi yang disampaikan.
Dari kenyataan tersebut, penulis menyimpulkan adanya fenomena yang menarik untuk diteliti, yaitu di satu sisi guru memiliki pemahaman positif terhadap kurikulum di sisi lain kurangnya motivasi guru untuk mengajar.

PEMBAHASAN
A.  Kajian Teori
a.      Pemahaman
Pengertian pemahaman yang dikemukakan oleh para ahli seperti yang dikemukakan oleh Winkel dan Mukhtar (Sudaryono, 2012: 44) mengemukakan bahwa Pemahaman yaitu kemampuan seseorang untuk mengerti atau memahami sesuatu setelah sesuatu itu diketahui atau diingat; mencakup kemampuan untuk menangkap makna dan arti dari bahan yang dipelajari, yang dinyatakan dengan menguraikan isi pokok dari suatu bacaan, atau mengubah data yang disajikan dalam bentuk tertentu ke bentuk yang lain.
Sementara Benjamin S. Bloom (Anas Sudijono, 2009: 50) mengatakan bahwa: Pemahaman (Comprehension) adalah kemampuan seseorang untuk mengerti atau memahami sesuatu setelah sesuatu itu diketahui dan diingat. Dengan kata lain, memahami adalah mengerti tentang sesuatu dan dapat melihatnya dari berbagai segi.
Menurut Taksonomi Bloom (Daryanto, 2008: 106) mengemukakan : Pemahaman (comprehension) kemampuan ini umumnya mendapat penekanan dalam proses belajar mengajar. Siswa dituntut untuk memahami atau mengerti apa yang diajarkan, mengetahui apa yang sedang dikomunikasikan dan dapat memanfaatkan isinya tanpa keharusan menghubungkannya dengan hal-hal lain. .
Menurut Daryanto (2008: 106) kemampuan pemahaman dapat dijabarkan menjadi tiga, yaitu:
a)    Menerjemahkan (translation)
Pengertian menerjemahkan di sini bukan saja pengalihan (translation) arti dari bahasa yang satu ke dalam bahasa yang lain. Dapat juga dari konsepsi abstrak menjadi suatu model, yaitu model simbolik untuk mempermudah orang mempelajarinya.
b)   Menginterpretasi (interpretation)
Kemampuan ini lebih luas daripada menerjemahkan, ini adalah kemampuan untuk mengenal dan memahami. Ide utama suatu komunikasi.
c)    Mengekstrapolasi (extrapolation)
Agak lain dari menerjemahkan dan menafsirkan, tetapi lebih tinggi sifatnya. Ia menuntut kemampuan intelektual yang lebih tinggi.

B.     Kurikulum
a.      Pengertian Kurikulum
Kurikulum merupakan seperangkat/ sistem rencana dan pengaturan mengenai isi dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman untuk menggunakan aktivitas belajar mengajar.
sistem diatas dipergunakan melihat kurikulum itu ada sejumlah komponen yang terkait dan berhubungan satu sama lain untuk mencapai tujuan.
b.      Fungsi Kurikulum
Pada dasarnya kurikulum itu berfungsi sebagai pedoman atau acuan. Bagi guru, kurikulum itu berfungsi sebagai pedoman dalam melaksanakan proses pembelajaran. Bagi sekolah atau pengawas, berfungsi sebagai pedoman dalam melaksanakan supervisi atau pengawasan. Bagi orang tua, kurikulurn itu berfungsi sebagai pedoman dalam membimbing anaknya belajar di ruma. Bagi masyarakat, kurikulum itu berfungsi sebagai pedoman untuk memberikan bantuan bagi terselenggaranya proses pendidikan di sekolah. Bagi siswa itu sendiri, kurikulum berfungsi sebagai suatu pedoman belajar.
c.       Komponen Kurikulum
Ada 4 unsur komponen kurikulum yaitu: tujuan, isi (bahan pelajaran), strategi pelaksanaan (proses belajar mengajar), dan penilaian (evaluasi).

C.    Langkah-langkah Penelitian
Langkah- langkah yang ditempuh dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1.      Menentukan  Jenis Data
Jenis data dalam penelitian ini akan dibagi menjadi dua bagian, yaitu data kuantitatif dan kualitatif. Menurut M. Subana (2000:20-21) bahwa data kuantitatif adalah data yang berbentuk bilangan (angka), sedangkan data kualitatif adalah data yang tidak berbentuk angka, tidak dapat diolah dengan statistik. Data kualitatif disini adalah data tentang gambaran umum lokasi penelitian, mulai dari keadaan, sarana, dan prasarana sekolah, fasilitas belajar yang dimiliki dan proses belajar mengajar di sekolah, sedangkan data kuantitatif ialah data hasil pengukuran, persentase, rata-rata atau perhitungan lainnya.
Dilihat dari data yang diangkatnya, sealur dengan permasalahan yang dihadapi, maka data kuantitatif disini akan diarahkan pada hubungan  pemahaman guru atas Kurikulum terhadap motivasi mengajar mereka, diangkat melalui teknik angket yang disebarkan kepada sejumlah responden yang telah ditetapkan sebagai sampel.
2.      Menentukan Sumber Data
a.       Lokasi Penelitian
Lokasi yang diambil dalam penelitian ini adalah Gugus Hanjawar Kecamatan Cibeber Kabupaten Cianjur.
b.      Menentukan Populasi dan Sampel
Adapun yang menjadi populasi dalam penelitian ini adalah Guru SD se Gugus Hanjawar  Kecamatan Cibeber.
Tujuan penetapan sampel adalah untuk memperoleh keterangan mengenai objek penelitian dengan cara mengamati hanya sebagian populasi, sedangkan dalam menentukan jumlah sampel penulis berpedoman pada pendapat Suharsimi Arikunto (2002:120-121) bahwa apabila subjeknya kurang dari 100 lebih baik diambil semua sehingga penelitian ini berjumlah 40 orang Guru SD.
Berdasarkan data yang diperoleh dari Dinas Pendidikan Kecamatan Cibeber bahwa terdapat 40 orang Guru SD di gugus Hanjawar tersebut. Karena jumlah populasinya kurang dari 100, maka penelitiannya merupakan penelitian populasi.
3.      Menentukan Metode dan Teknik Pengumpulan Data
a.       Metode Penelitian
Dalam penelitian ini digunakan metode deskriptif, yaitu metode yang diarahkan untuk memecahkan masalah dengan cara memaparkan atau menggambarkan apa yang terjadi pada situasi sekarang. Alasan penulis menggunakan metode ini, karena dipandang tepat mengingat masalah yang diteliti merupakan masalah yang sedang dihadapi atau sedang berlangsung pada situasi sekarang. 
b.      Teknik Pengumpulan Data
Untuk mengumpulkan data yang diperlukan dalam penelitian ini, penulis akan menggunakan beberapa teknik antara lain sebagai berikut;
1)      Observasi
Observasi adalah pengamatan dan pencatatan secara sistematik terhadap gejala yang tampak pada objek penelitian (S.Margono, 2004:158). Pengamatan disini berarti pengamatan yang dilakukan secara langsung terhadap objek penelitian.
2)      Wawancara
Wawancara adalah tanya jawab antara si pemerika dan orang yang diperiksa (Ahmad Fauzi, 1999:35). Alasan penulis menggunakan teknik ini mengingat: (a) Teknik ini dapat dilakukan secara langsung kepada guru yang bersangkutan sehingga informasi dapat diperoleh dengan jelas, (b) Teknik ini dapat melengkapi data yang dihasilkan dari teknik obsrevasi, yakni keberadan sarana lokasi penelitian.
3)      Angket
Angket atau kuesioner adalah suatu alat untuk pengumpul informasi dengan cara menyampaikan sejumlah pertanyaan tertulis  (S.Margono, 2004: 167).
4)      Studi Dokumentasi
Dokumentasi adalah informasi dalam bidang ilmu pengetahuan yang dikumpulkan, dipilih, diolah dan akhirnya disimpan sebagai bukti keterangan (Mas’ud Khasan Abdul Qadir,1998:100).
Studi dokumentasi digunakan untuk memperoleh data yang lebih lengkap dan akurat sesuai dengan data-data yang ada di sekolah tersebut, selain itu studi dokumentasi pun digunakan apabila data yang disodorkan dari sekolah berupa dokumen-dokumen.
5)      Studi Kepustakaan
Untuk menjunjung dan memper-kuat hasil penelitian, dipergunakan buku-buku dan bahan-bahan yang ada hubungannya dengan hasil yang diteliti. Studi kepustakaan yang dimaksud disini adalah mendayagunakan informasi yang terdapat dalam pelbagai leteratur untuk menggali konsep dasar yang ditemukan para ahli untuk membantu memecahkan masalah dalam penelitian ini.
6)      Tes
Tes adalah serentetan pertanyaan atau latihan yang digunakan untuk mengukur keterampilan, pengetahuan, intelegensi, kemampuan atau bakat yang dimiliki oleh individu atau kelompok (Suharsimi Arikunto, 1998:139) yang diberikan kepada guru. Teknik ini digunakan untuk memperoleh data tentang pemahaman Guru SD terhadap . Jika benar jawabannya diberi nilai lima sedangkan salah maka diberi nilai nol (kosong)
7)      Analisis Data
Setelah data terkumpul, langkah selanjutnya pengolahan data. Bagi data yang bersifat kuantitatif diolah dengan statistik, sedangkan data kualitatif diolah dengan pendekatan logika, yaitu dengan langkah-langkah sebagai berikut:
a)      Mereduksi data, yaitu memilih dan memilah data yang sudah dimasukkan dalam satuan dengan jalan membaca satuan yang sama.
b)      Koding, yaitu memberi nama atau judul pada satuan yang telah mewakili entri pertama dari kategorisasi.
c)      Menelaah kembali seluruh kategorisasi.
d)     Melengkapi data-data yang terkumpul, kemudian ditelaah dan dianalisis.

D.      Realitas Pemahaman Guru SD terhadap Kurikulum   

Untuk mengetahui data mengenai pemahaman Guru SD terhadap Kuriku-lum, penulis melaksanakan penelitian langsung terhadap lokasi penelitian.
Sebagai pelengkap untuk mem-buktikan data mengenai fenomena tersebut, penulis menyebarkan sejumlah tes. Tes yang disebarkan itu memperma-salahkan indikator-indiaktor motivasi mengajar mereka yaitu : 1) makna, 2) aspek filosofis, 3) maksud, 4) implikasi, 5) aplikasi, 6) situasi, 7) fakta, dan 8) menafsirkan. Untuk mengetahui variasi skor yang diperoleh, berdasarkan skala penilaian sebagai berikut :
Rata-rata antara 0,5 – 1,5  berarti sangat rendah
Rata-rata antara 1,6 – 2,5  berarti rendah
Rata-rata antara 2,6 – 3,5  berarti cukup
Rata-rata antara 3,6– 4,5  berarti tinggi
Rata-rata antara 4,6 – 5,5  berarti sangat tinggi
Pada 15 item pertanyaan yang diajukan kepada responden tersebut hasilnya termasuk kualifikasi rendah Karena   variabel Pemahaman Guru SD terhadap Kurkulum berasal dari populasi berdistribusi tidak normal.

E.     Realitas Motivasi Guru SD dalam Mengajar

Untuk mengetahui data mengenai motivasi mengajar mereka, penulis melaksanakan penelitian langsung terhadap lokasi penelitian.
Sebagai pelengkap untuk membuktikan data mengenai fenomena tersebut, penulis menyebarkan sejumlah angket. Angket yang disebarkan itu mempermasalahkan indikator-indiaktor motivasi mengajar mereka yaitu: 1) lebih senang bekerja mandiri, 2) tabah menghadapi rintangan, 3) durasi kegiatan, 4) frekuensi kegiatan, 5) devosi (Pengorbanan), 6) tingkat aspirasi, dan 7) Arah sikap terhadap sasaran kegiatan. Untuk mengetahui variasi skor yang diperoleh, berdasarkan skala penilaian sebagai berikut :
Rata-rata antara 0,5 – 1,5  berarti sangat rendah
Rata-rata antara 1,6 – 2,5  berarti rendah
Rata-rata antara 2,6 – 3,5  berarti cukup
Rata-rata antara 3,6– 4,5  berarti tinggi
Rata-rata antara 4,6 – 5,5  berarti sangat tinggi
Pada 15 item pertanyaan yang diajukan kepada responden tersebut hasilnya variabel Motivasi Mengajar berasal dari populasi berdistribusi tidak normal.

F.     Hubungan antara Pemahaman Guru SD terhadap  (Kurikulum) dengan Motivasi Mengajar

Setelah diketahui masing-masing variabel penelitian secara terpisah, proses selanjutnya adalah mengukur hubungan antara pemahaman Guru SD terhadap Kurikulum  dengan motivasi mengajar . Data dianalisis untuk Variabel X dan Variabel Y diperoleh dari penyebaran tes dan angket.
Uji normalitas terhadap kedua variabel yang diteliti, ternyata keduanya berdistribusi tidak normal, maka analisis korelasinya menggunakan statistik non parametrik yang lazim dikenal dengan rumus rank spearman. Adapun langkah yang ditempuh dengan menggunakan rumus tersebut adalah langsung menghitung harga koefisien korelasi tanpa harus menganalisis linieritas regresinya.
1.    Analisis Korelasi
Analisis korelasi ini dimaksudkan untuk mengukur derajat hubungan Pemahaman Guru SD terhadap Kurikulum  dengan motivasi mengajar . Untuk menghitung koefisien korelasi kedua variabel, penulis menggunakan rumus rank Spearman, karena kedua variabel berdistribusi tidak normal.
Dari perhitungan koefisien korelasi tersebut diperoleh angka 0,21 angka korelasi ini ternyata signifikan pada taraf signifikansi 5% yang diajukan oleh nilai z hitung sebesar 1,98 yang lebih besar dari z tabel sebesar 1,69. Hal ini berarti terdapat hubungan yang signifikan antara Variabel X dan Variabel Y, ini juga menunjukkan bahwa hipotesis nol ditolak dan hipotesis alternatif diterima.
Angka koefisien korelasi 0,21 termasuk kategori korelasi rendah. Karena berada pada angka interval 0,20 – 0,40 dilihat dari arahnya koefisien korelasinya positif, maka dapat diinterpretasikan semakin baik pemahaman Guru SD terhadap Kurikuum semakin baik pula motivasi mengajar mereka..
2.      Penelitian Besarnya Hubungan
Sementara itu derajat pengaruh variabel X terhadap variabel Y diketahui 3% ini berarti Pemahaman Guru SD terhadap Kurikulum  dengan motivasi mengajar mereka.masih terdapat sekitar 97 % lagi faktor lain yang dapat mempengaruhi perilaku siswa sehari-hari yang perlu diteliti lebih lanjut.
SIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan tdi atas, dapat ditarik sebuah simpulan dari penelitian sebagai berikut:  
1.    Realitas pemahaman Guru SD terhadap Kurikulum berkategori cukup. Hal ini didasarkan pada hasil pengisian tes oleh 40 responden yang menunjukkan nilai rata-rata sebesar 3,5. Dalam skala penilaian angka tersebut berada pada interval 2,6-3,5 termasuk kategori cukup.
2.    Realitas motivasi mengajar mereka berkategori tinggi. Hal ini di dasarkan atas hasil pengisian tes oleh 40 responden yang menunjukan nilai rata-rata sebesar 3,9. Dalam skala penilaian angka tersebut berada pada interval 3,6-4,5 termasuk kategori tinggi.
3.    Hubungan antara pemahaman Guru SD terhadap Kurikulum  dengan motivasi mengajar  Hal ini dapat dilihat dari besarnya koefisien korelasi antara variabel X dengan variabel Y sebesar 0,21. Angka tersebut mempunyai arti korelasi rendah karena berada dalam daerah interval 0,20-0,40. Sedangkan derajat pengaruhnya sebesar 3 %. Hal ini berarti sebesar ada 97 % faktor lain yang mempengaruhi motivasi mengajar mereka selain faktor pemahaman Guru SD terhadap Kurikulum .

Referensi:
Abin Syamsudin M. 1995 Psikologi Pendidikan, Bandung, PT. Remaja Rosdakarya.
Ahmad Fauzi. 1999 Psikologi Umum, Bandung, CV. Pustaka Sejati.
Anas Sudijono.1999 Pengantar Statistik Pendidikan. Jakarta, Raja Grafindo.
Depdikbud.1999 Kamus BesarBahasa Indonesia. Jakarta, Balai Pustaka.
Djudju Sudjana. 2006 Evaluasi Program Pendidikan Luar Sekolah Untuk Pendidikan Nonformal dan Pengembangan SDM. Bandung, PT. Rosdakarya. 
E Mulyasa. 2006 Kurikulum. Bandung,  PT. Rosdakarya.
Hasan Gaos. 1983 Dasar-dasar Statistik Pendidikan, Bandung,  IAIN SGD.
Moh. Uzer Usman. 1995. Menjadi Guru Profesional, Bandung,PT. Rosdakarya.
M Subana. 2000 Statistik Pendidikan, CV. Bandung, Pustaka Setia.
Muhibbin Syah. 1995. Psikologi Pendidikan Suatu Pendekatan Baru, Bandung, Remaja Rosda Karya.
Nana Sudjana. 1998. Dasar-dasar Proses Belajar Mengajar, Bandung, Sinar Baru Algesindo.
Nana Syaodih. 2004 Pengembangan Kurikulum: Teori dan Praktek, Bandung, PT. Remaja Rosdakarya.
S. Margono. 2004 Metodologi Penelitian Pendidikan, Bandung, PT. Rineka Cipta.
S. Nasution 1989 Kurikulum dan Pengajaran, Jakarta, Bina Aksara.
Sardiman AM. 2006  Interaksi & Motivasi Mengajar, Jakarta, PT. Raja Grafindo  Persada.
Sudjana. 2002. Metode Statistika, Bandung, Tarsito.
Suharsimi Arikunto. 1993. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, , Yogyakarta, Rineka Cipta.
Akadum. 1999. Potret Guru Memasuki Milenium Ketiga. Suara Pembaharuan. (Online) (http://www.suara pembaharuan.com/News/1999/01/220199/OpEd, diakses 7 Juni 2001). Hlm. 1-2.
Arifin, I. 2000. Profesionalisme Guru: Analisis Wacana Reformasi Pendidikan dalam Era Globalisasi. Simposium Nasional Pendidikan di Universitas Muham-madiyah Malang, 25-26 Juli 2001. 
Dahrin, D. 2000. Memperbaiki Kinerja Pendidikan Nasional Secara Komprehensip: Transformasi Pendidikan. Komunitas, Forum Rektor Indonesia. Vol.1 No. Hlm 24.
Degeng, N.S. 1999. Paradigma Baru Pendidikan Memasuki Era Desentralisasi dan Demokrasi. Jurnal Getengkali Edisi 6 Tahun III 1999/2000. Hlm. 2-9. 

Galbreath, J. 1999. Preparing the 21st Century Worker: The Link Between Computer-Based Technology and Future Skill Sets. Educational Technology Nopember-Desember

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Silahkan Anda komentari tulisan-tulisan ini!
Komentar yang masuk dapat dijadikan pertimbangan untuk menampilkan tulisan-tulisan selanjutnya.
Terima kasih.