flash compugraphics

Segala sesuatu yang berhubungan dengan karya ilmiah

Jumat, 05 September 2014

URGENSI KOMUNIKASI DALAM MANAJEMEN PENDIDIKAN ISLAM



URGENSI KOMUNIKASI DALAM MANAJEMEN PENDIDIKAN ISLAM
Oleh: Deviana
Abstraks
Ketercapaian sebuah lembaga atau organisasi pendidikan Islam tidak akan berhasil tanpa melalui proses komunikasi. Komunikasi akan berjalan efektif jika dilakukan oleh pemimpin dengan anggota lembaga atau organisasi yang komunikatif dan memiliki latar belakang pendidikan yang relevan dengan institusi yang dikelola. Kemampuan berkomunikasi akan menentukan sukses atau tidaknya seorang manajer (pimpinan) serta anggotanya yang aktif menyuarakan ide dan gagasan mengenai topik masalah yang dibicarakan. Oleh sebab itu maju mundurnya sebuah lembaga atau institusi tergantung pada kemampuan berorganisasi pemimpin dan anggotanya serta interaksi dan komunikasi yang terjadi di dalamnya. Tulisan ini berbicara mengenai ontologi, fungsi, dan unsur-unsur yang ada dalam komunikasi. Diakhiri dengan komunikasi yang efektif yang idealnya dimiliki oleh sebuah lembaga pendidikan Islam.
Key word: Komunikasi, Manajemen dan Pendidikan Islam
A.      Pengertian Komunikasi
Secara luas komunikasi adalah setiap bentuk tingkah laku seseorang baik verbal maupun non verbal yang ditanggapi oleh orang lain. Secara sempit komunikasi diartikan sebagai pesan yang dikirimkan seseorang kepada satu atau lebih penerima dengan maksud sadar untuk mempengaruhi tingkah laku si penerima. Dalam istilah lain, komunikasi adalah suatu proses penyampaian pesan (ide, gagasan) dari satu pihak kepada pihak lain agar terjadi saling mempengaruhi di antara keduanya.
Jika dikaitkan dengan kehidupan suatu organisasi, maka komunikasi yang berlangsung di dalamnya disebut komunikasi organisasi. Lewis (1987), menegaskan bahwa komunikasi organisasi adalah pembagian pesan, ide-ide atau sikap dalam suatu struktur organisasi (seperti bisnis, industri, pemeritahan dan pendidikan), di antara manajer dan kelompok pegawai yang menggunakan teknologi komunikasi modern dan atau media dalam memindahkan informasi.
Adapun komunikasi yang dibahas dalam tulisan ini adalah komunikasi yang terjadi dalam proses manajemen pendidikan. Dengan demikian, maka faktor manajemen pendidikanlah yang menjadi inti pembicaraan, sedangkan komunikasinya lebih merupakan aspek alat saja. Disebut alat di sini karena fungsinya yang bisa diupayakan untuk membantu memecahkan masalah-masalah pendidikan.

B.      Fungsi Komunikasi
Terdapat beberapa fungsi komunikasi yang lazim dipergunakan oleh lembaga atau organisasi, menurut Brdige, seperti: Pertama, komunikasi berfungsi sebagai informasi. Pengumpulan, penyebaran berita, data, pesan dan komentar yang dibutuhkan agar dapat difahami dan bereaksi secara jelas. Kedua, fungsi sosialisasi. Penyediaan sumber ilmu pengetahuan yang memungkinkan orang bersikap dan bertindak sebagai anggota masyarakat yang efektif sehingga ia sadar akan fungsi sosialnya dan dapat aktif dalam masyarakat. Ketiga, fungsi motivasi. Dalam hal ini komunikasi mendorong kegiatan individu dan kelompok berdasarkan tujuan yanng akan dicapai bersama. Keempat, fungsi debat dan diskusi. Menuangkan dan saling menukar fakta yang diperlukan untuk memungkinkan persetujuan dan penyelesaian perbedaan pendapat mengenai masalah publik, menyediakan bukti-bukti yang relevan yang diperlukan untuk kepentingan umum dan agar masyarakat lebih melibatkan diri dalam masalah yang menyangkut kegiatan bersama di tingkat lokal, nasional dan internasional. Kelima, fungsi pendidikan. Pengalihan ilmu pengetahuan yang dapat mendorong perkembangan intelektual, keterampilan, dan kemahiran yang diperlukan dalam seluruh bidang kehidupan. Keenam, fungsi kebudayaan. Penyebarluasan hasil kebudayaan dan seni dengan maksud melestarikan warisan masa lampau. Ketujuh, fungsi hiburan. Penyebarluasan sinyal, simbol, suara dan citra dari drama, tari, kesenian, musik, komedi, olahraga, permainan dan sebagainya untuk rekreasi dan kesenangan kelompok dan individu. Kedelapan, fungsi integrasi. Mempersilakan individu atau kelompok memiliki kesempatan yang sama untuk memperoleh atau menyampaikan berbagai pesan yang diperlukan bagi mereka agar mereka saling mengenal dan mengerti serta menghargai kondisi, pandangan dan keinginan orang lain.
C.      Unsur-unsur yang Harus ada dalam Proses Komunikasi
Proses kumunikasi yang terjadi antar individu atau kelompok, akan melibatkan dua pihak atau lebih. Proses tersebut tentunya saling bersautan sesuai dengan arah dan topik pembicaraan yang sedang diperbincangkan. Dalam berkomunikasi akan melbatkan beberapa unsur, di antaranya: Pertama, adanya komunikator. Seorang komunikator yang mempunyai sejumlah kebutuhan berupa ide-ide, sasaran-sasaran, atau gagasan yang dapat membantu berbagai pemecahan masalah. Kedua, Tujuan komunikasi. Adanya tujuan yang hendak dicapai adalah sesuatu hal yang tidak bisa dipisahkan dalam proses komunikasi, yang di dalamnya dibutuhkan kerja sama. Ketiga, gagasan atau ide. Terdapatnya suatu gagasan atau ide yang perlu disebarkan sebagai alat untuk mempengaruhi orang lain, sehingga orang lain ini dapat merespon dengan positif. Keempat, mediasi. Tersedia saluran yang dapat menghubungkan sumber informasi dengen penerima informasi, sehingga terjadi hubungan timbal balik antara komunikator dan komunikan. Saluran komunikasi adalah media yang dilalui pesan. Jarang sekali komunikasi berlangsung melalui satu saluran, kita lebih sering menggunakan dua, tiga, atau empat saluran yang berbeda secara simultan. Sebagai contoh, dalam interaksi tatap muka kita berbicara dan mendengarkan (saluran suara), tetapi kita juga memberikan isyarat tubuh dan menerima isyarat ini secara visual (saluran visual). Seringkali kita saling menyentuh, ini pun komunikasi (saluran taktis). Kelima, feedback (umpan balik). Adanya feedback  hasil komunikasi atau respon dari penerima berita. Umpan balik yang memungkinkan sumber mempertimbangkan kembali pesan yang telah disampaikannya kepada penerima. Umpan balik penerima terhadap pesan yang disampaikan sumber dapat berwujud kata-kata ataupun tindakan-tindakan tertentu. Penerima bisa mengabaikan pesan tersebut atau menyimpannya. Umpan balik inilah yang dapat dijadikan landasan untuk mengevaluasi kefektifan komunikasi. Keenam, adanya noise. Gangguan yang tak terencana hampir bisa dipastikan akan terjadi dalam sebuah proses komunikasi sebagai akibat diterimanya pesan komunikator oleh komunikan yang berbeda pesan dengan yang disampaikan komunikator kepadanya. Semua komunikasi mengandung gangguan, dan walaupun kita tidak dapat meniadakannya sama sekali, kita dapat mengurangi gangguan dan dampaknya. Menggunakan bahasa yang lebih akurat, mempelajari keterampilan mengirim dan menerima pesan non verbal, serta meningkatkan keterampilan mendengarkan dan menerima serta mengirimkan umpan balik adalah beberapa cara untuk menanggulangi gangguan.
D.      Komunikasi efektif dalam Proses Manajemen Pendidikan Islam
Komunikasi merupakan bagian yang sangat urgen dalam proses manajemen. Karena dalam proses manajemen melibatkan berbagai unsur sumber daya manusia yang terdiri dari unsur pimpinan dan bawahan. Dalam perkembangannya komunikasi hadir dalam manajemen baik di instansi swasta maupun pemerintahan. Di organisasi perusahaan media masa seperti TV, Internet dan Radio, kemampuan berkomunikasi akan menentukan berhasil atau tidaknya seorang pemimpin dalam melaksanakan tugasnya. Dalam hal ini, komunikasi memiliki hubungan yang erat sekali dengan kepemimpinan, bahkan dapat dikatakan bahwa tiada kepemimpinan tanpa komunikasi. Apalagi syarat seorang pemimpin selain ia harus berilmu, visioner (berwawasan ke depan), ikhlas, tekun, berani, jujur, sehat jasmani dan rohani (baca: materi-materi komprehensif, 2012), ia juga harus memiliki kemampuan berkomunikasi. Kemampuan komunikasi ini salah satu yang akan menentukan berhasil atau tidaknya seorang pemimpin dalam melaksanakan tugasnya. Setiap pemimpin memiliki pengikut guna merealisasi gagasannya dalam rangka mencapai tujuan tertentu. Di sinilah pentingnya kemampuan berkomunikasi bagi seorang pemimpin, khususnya dalam usaha untuk mempengaruhi prilaku orang lain. Inilah hakikatnya dari seperangkat manajemen dalam organisasi.
Dalam proses manajemen sering ditemukan masalah yang diakibatkan oleh ketidakefektifan komunikasi. Padahal komunikasi yang efektif sangat penting bagi para manajer, paling tidak ada dua alasan, pertama, komunikasi adalah proses melalui jalan mana fungsi-fungsi manajemen mulai dari perencanaan, pengorganisasian, pengarahan dan pengawasan dapat dicapai; kedua, komunikasi adalah kegiatan dimana para manajer mencurahkan sebagian besar proporsi waktu mereka. Proses komunikasi memungkinkan manajer untuk melaksanakan tugas-tugas mereka. Informasi harus dikomunikasikan kepada stafnya agar mereka mempunyai dasar perencanaan, agar rencana-rencana itu dapat dilaksanakan. Perorganisasian memerlukan komunikasi dengan bawahan tentang penugasan mereka. Pengarahan mengharuskan manajer untuk berkomunikasi dengan bawahannya agar tujuan kelompok dapat tercapai. Jadi seorang manajer akan dapat melaksanakan fungsi-fungsi manajemen melalui interaksi dan komunikasi dengan pihak lain. Dalam proses manajemen pendidikan Islam, diharapkan agar komunikasi yang dibangun bisa efektif. Komunikasi yang efektif yakni komunikasi yang berhasil melahirkan kebersamaan, kesepahaman antara sumber dan penerima (audience).  Hal tersebut bisa terjadi apabila audience menerima pesan, pengertian, dan sebagainya sama dengan apa yang dikehendaki oleh penyampai pesan.
Komunikasi yang efektif akan menciptakan suasana pembicaraan yang sehat dan terbuka. Oleh karena itu seorang pemimpin harus dapat berkomunikasi dengan efektif kepada seluruh prangkat struktural yang ada di instansi. Komunikasi akan berwujud percakapan timbal balik di antara anggota organisasi. Komunikasi dalam rapat bergantung pada jenis rapat lembaga, serta tipe kepemimpinan lembaga tersebut. Jika pemimpin bersifat otoriter, mungkin peserta rapat enggan mengajukan pertanyaan, karena kurangnya kesempatan untuk bertanya atau mengemukakan pendapat. Di samping itu, para struktural biasanya memilih mengamankan diri daripada pertanyaan yang diajukan dianggap menyerang atau menentang pemimpin. Meskipun demikian, jika rapat lembaga yang diadakan itu merupakan rapat penjelasan, tetap akan mengundang pertanyaan dari para tenaga struktural.
Dalam rapat institusi, pertanyaan bisa diajukan oleh pemimpin dengan cara-cara seperti dikemukakan oleh Wursanto (1987), yaitu pertanyaan langsung, pertanyaan umum, pertanyaan terbuka, pertanyaan yang diarahkan kembali, pertanyaan faktual, pertanyaan retoris, pick up question, dan leading question.
Menurut Jalam Mahdi (2004), ada delapan prinsip yang perlu dilakukan agar komunikasi bisa efektif seperti berikut:
1.       Berpikir dan berbicara dengan jelas;
2.       Ada suatu yang penting untuk disampaikan;
3.       Ada tujuan yang jelas;
4.       Penguasaan terhadap masalah;
5.       Pemahaman proses komunikasi dan penerapannya dengan konsisten;
6.       Mendapatkan empati dari komunikan;
7.       Selalu menjaga kontak mata, suara yang tidak terlalu keras atau lemah serta menghindari ucapan pengganggu; dan
8.       Komunikasi harus dierncanakan (apa pesan yang ingin disampaikan, siapa yang dituju, buatlah skenario yang jelas, dan hendaklah mempersiapkan diri agar menguasai masalah.

E.       Simpulan
Proses komunikasi merupakan suatu yang harus ada dalam komponen organisasi, karena organisasi tidak akan berjalan pada porosnya, jikalau di dalamnya tidak terjadi proses komunikasi. Dalam lingkup organisasi terdapat sistem manajerial yang dikendalikan oleh seorang pemimpin organisasi sekaligus sebagai proses pengambilan keputusan yang dilakukan setelah adanya proses komunikasi dengan para anggota organisasri. Komunikator harus memiliki kemampuan (bisa berupa pengetahuan, gagasan atau ide) dalam upaya mempengaruhi komunikan. Komunikan juga berhak menerima atau menolak suatu ide atau gagasan komunikator yang tentunya berpedoman pada argumen yang logis yang di dalamnya terdapat multidimensi dari tema yang dibicarakan. Sehingga dari proses interaksi dan komunikasi yang terjadi antara komunikator dan komunikan menghasilkan kesepakatan yang efektif guna kemajuan sebuah organisasi.
Lembaga pendidikan Islam merupakab bagian dari lingkup organisasi pendidikan tidak akan menghasilkan perubahan kalau di dalamnya tidak disertai dengan manajerial yang handal. Proses manajemen yang handal tentunya menggunakan komunikasi yang efektif, sehingga akan menghasilkan feedback yang jelas, semua itu dilakukan guna mencapai tujuan bersama yang tertuang dalam visi misi organisasi.

Referensi
A. Muis, 2001. Komunikasi Islam. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Deddy Mulyana, 2001. Ilmu Komunikasi. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.
E. Mulyasa, 2009. Menjadi Kepala Sekolah Profesional. Bandung: Rosdakarya
Jamal Mahdi, 2004. Menjadi Pemimpin yang Efektif dan Berpengaruh, Tinjauan Manajemen Kependidikan Islam. Terj. Ahmad Syafruddin dan Ahmad Fauzan. Bandung: Syaamil Cipta Media.
M. Sobri Sutikno, 2012. Manajemen Pendidikan, Langkah Praktis Mewujudkan Lembaga Pendidikan yang Unggul (Tinjauan Umum dan Islami). Lombok: Holistika.
Muhaemin, dkk. 2010. Manajemen Pendidikan. Jakarta: Kencana.
Mujamil Qomar, 2007. Manajemen Pendidikan Islam. Jakarta: Erlangga.
Nanang Fatah, 2004. Landasan Manajemen Pendidikan. Bandung: Rosdakarya.
Ramayulis, 2006. Ilmu Pendidikan Islam. Jakarta: Kalam Mulia.
Syafaruddin, 2005. Manajemen Lembaga Pendidikan Islam. Jakarta: Ciputat Press.