flash compugraphics

Segala sesuatu yang berhubungan dengan karya ilmiah

Sabtu, 06 April 2013

ANALISIS SWOT TERHADAP KONDISI AKTUAL PENDIDIKAN MADRASAH DI INDONESIA



Analisis SWOT madrasah adalah analisis kondisi internal dan eksternal sekolah yang selanjutnya dijadikan dasar dalam merancang strategi. Analisis kondisi internal sekolah berfungsi untuk memberikan gambaran mengenai posisi sekolah saat ini, yaitu berkaitan dengan sumber daya yang dimiliki dan permasalahan apa saja yang belum terselesaikan. Misalnya, terkait dengan bagaimana kualitas guru, bagaimana keadaan peserta didik, dan bagaimana kondisi sarana dan prasarananya. Sedangkan analisis kondisi eksternal sekolah berfungsi untuk memberikan gambaran mengenai apa yang sedang terjadi di luar sana dan hal apa saja yang dapat memengaruhi penyelenggaraan pendidikan di sekolah, baik yang bersifat negatif rnaupun positif. Misalnya, hubungan dengan dunia usaha dan dunia mdustri, partisipasi orangtua terhadap sekolah, dan peran serta masyarakat dalam mendukung penyelenggaraan pendidikan.
Analisis SWOT dibuat oleh Albert Humphrey, yang memimpin rroyek riset pada Universitas Stanford pada dasawarsa 1960-an dan 1970-an. Analisis SWOT bertujuan untuk mengetahui besarnya faktor kekuatan (Strengths) dan kelemahan {Weaknesses) yang dimiliki oleh suatu organisasi, dan bagaimana menggunakan faktor-faktor tersebut guna mendapatkan peluang (Opportunities) serta mengatasi ancaman (Threats) yang akan dihadapi. Kekuatan adalah potensi dan kemampuan yang dapat digunakan untuk mengembangkan organisasi dalam rangka mencapai tujuan organisasi. Kelemahan adalah kekurangan yang menjadi beban dalam mencapai tujuan organisasi. Peluang adalah situasi dan kondisi di luar organisasi yang menguntungkan sehingga dapat dimanfaatkan dalam mencapai tujuan organisasi.
Pengelola sekolah dapat memanfaatkan analisis ini untuk mengembang-kan rencana strategis dan menemukan solusi pemecahan masalah melalui pertimbangan faktor-faktor yang memengaruhinya. Dalam membuat rencana stfategis, pengelola sekolah dapat memanfaatkan informasi mengenai faktor internal dan faktor eksternal agar rencananya dapat dirumuskan dengan tepat. Demikian pula dalam proses pemecahan masalah, informasi mengenai faktor positif dan faktor negatif sangat diperlukan untuk menyelesaikan masalah secara bijak. Selain itu, pengelola sekolah dapat memaksimalkan potensi atas kekuatan dan peluang yang dimiliki sembari meminimalisasi dampak dari kelemahan dan ancaman yang dihadapi organisasi tersebut.
Pendekatan matriks SWOT merupakan salah satu cara untuk memetakan pilihan strategi yang dapat digunakan sekolah. Pendekatan ini digunakan dengan cara membandingkan antara faktor internal (kekuatan dan kelemahan) dengan faktor eksternal (peluang dan ancaman). Selain itu, juga membandingkan faktor positif (kekuatan dan peluang) dengan faktor negatif (kelemahan dan ancaman). Matriks SWOT (Depdiknas, 2007: 56) pada dasarnya merupakan daftar dari kekuatan, kelemahan, peluang, ancaman, serta kombinasi dari Strengths (S) dan Opportunities (O), Strengths (S) dan Threats (T), Weaknesses W) dan Opportu-nities (O), Weaknesses (W) dan Threats (T). Matrik SWOT menghasilkan empat set kemungkinan alternatif strategi, yaitu competition, mobilization, investment/ divestment, dan damage control.

Matriks SWOT
 Strategi competition (S-O) adalah strategi yang menggunakan kekuatan untuk memanfaatkan peluang. Strategi ini dapat digunakan apabila sekolah berada dalam posisi yang kuat dan banyak peluang yang teridentifikasi.
       Strategi mobilization (S-T) adalah strategi yang menggunakan kekuatan untuk mengatasi ancaman. Strategi ini dipilih apabila sekolah memiliki kekuatan yang cukup, tetapi di luar sana banyak ancaman yang harus dihadapi.
       Strategi investment/divestment (W-O) adalah strategi yang meminimalkan kelemahan untuk memanfaatkan peluang. Dengan kata lain, sekolah memanfaatkan peluang yang ada untuk meningkatJkan kekuatannya. Strategi ini diambil apabila sekolah dalam kondisi yang lemah akan tetapi banyak peluang yang tersedia.
       Strategi damage control (W-T) adalah strategi yang meminimalkan kelemahan dan menghindari ancaman. Dalam strategi ini, sekolah harus menekan kelemahan dan ancaman secara bersama-sama. Strategi ini harus digunakan pada saat sekolah menghadapi banyak ancaman dan dalam kondisi yang lemah.
Dalam melakukan analisis SWOT sekolah yang pertama dilakukan ialah menyiapkan tabel matriks SWOT seperti yang di atas. Kemudian analisis dan pilahlah berbagai faktor yang memengaruhi keberhasilan sekolah, yang mencakup faktor internal dan faktor eksternal. Setelah itu, lakukan perbandingan antara: kekuatan (S) dan kelemahan (O), kekuatan (S) dan ancaman (T), kelemahan (W) dan peluang (O), dan antara kelemahan (W) dan ancaman (T) sehingga mengha-silkan empat set strategi alternatif. Selanjutnya, pilihlah strategi yang paling diprioritaskan.
SWOT dapat dilaksanakan oleh para administrator secara individual atau secara kelompok dalam organisasi. Teknik secara kelompok akan lebih efektif khususnya dalam pengadaan struktur, objektivitas, kejelasan, dan fokus untuk diskusi mengenai strategi sehingga tidak akan cenderung melantur, dan bahkan akan terkena pengaruh politik atau kesenangan perseorangan yang kuat (Glass dalam Mastjum, 2011). Dengan kata lain, analisis SWOT dapat dapat dikerjakan secara perorangan dan secara kelompok. Akan tetapi, lebih baik jika analisis SWOT dikerjakan secara kelompok.
Ada kesalahan-kesalahan umum yang biasanya terjadi dalam menganalisis faktor-faktor SWOT, antara lain sebagai berikut.
1.  Dalam menentukan kekuatan {Strengths), tidak dibandingkan dengan pesaing sehingga apa yang tadinya dianggap sebagai kekuatan, sebenarnya masih banyak kelemahannya dibanding pesaing. Selain itu, dapat pula terlalu fokus pada kekuatan dan mengabaikan ancaman.
2.            Dalam menganalisis kelemahan (Weaknesses), dilakukan secara parsial dan tidak secara organisasi keseluruhan.
3.            Salah satu kelemahan yang sering dipilih adalah customer satisfaction index yang lebih rendah dari pesaing atau jumlah komplain yang tinggi. Padahal, mungkin kelemahan tersebut terjadi karena kebijakan atau karena menyangkut orang-orang tertentu (oknum).
4.            Dalam menganalisis peluang (Opportunities), cenderung menganggap kelemahan sebagai peluang untuk perbaikan. Misalnya, sekolah kekurangan orang-orang yang berbakat di bidang tertentu (seperti TIK). Di sini peluang dianggap sebagai "menambah pegawai baru yang berbakat di bidang TIK untuk diperbantukan".
5.            Dalam menganalisis ancaman (Threats), sering kali gagal mempertimbangkan dampak negatif jangka panjang dari suatu faktor.
Pada saat menerapkan metode analisis SWOT sering terjadi kekeliruan. Kekeliruan yang sering terjadi ialah kesalahan dalam membuat klasifikasi SWOT yang diakibatkan karena kesalahan data, kekurangan informasi atau tidak tajam dalam menganalisis variabel SWOT. Selain itu, faktor-faktor yang diklasifikasi-kan terlalu luas atau terlalu banyak sehingga strategi yang digunakan tidak fokus. Kemudian, dalam penetapan faktor terlalu bias sehingga strategi yang dibuat menjadi kurang tajam. Selanjutnya, sering terjadi kekeliruan dalam menerapkan strategi yang cocok atau relevan.
Kesalahan dan kekurangan tersebut dapat dikurangi dengan melakukan beberapa aturan sederhana dalam menggunakan analisis SWOT sebagai berikut.
1.            Mengikuti training untuk meningkatkan pemahaman dalam menggunakan analisis SWOT.
2.     Bersikap realistis tentang kekuatan dan kelemahan sekolah. Kelemahan yang disembunyikan atau kekuatan yang tidak terjabarkan akan membuat arahan strategi menjadi tidak bisa digunakan.
3.     Analisis harus didasarkan atas kondisi yang sedang terjadi dan bukan kondisi yang seharusnya terjadi. Dengan kata lain, bedakanlah keadaan sekolah yang sekarang dengan keadaan sekolah pada masa yang akan datang.
4.     Bersikaplah spesifik: hindarkan wilayah yang bertumpang tindih {gray areas).
5.            Selalu lakukan analisis dalam kaitannya dengan misi utama sekolah;
6.     Buatlah SWOT sekolah yang singkat dan sederhana. Hindarkan kompleksitas dan penekanan yang berlebihan.
7.     Berdayakan SWOT dengan kerangka konseptual yang logis.
Analisis SWOT bisa sangat subjektif. Oleh karena itu, jangan terlalu bergantung pada hasil analisis SWOT. Jadikanlah analisis SWOT sebagai pedoman, bukan sebagai resep. Dapat diumpamakan bahwa analisis SWOT berfungsi sebagai panduan pembuatan.peta. Setelah peta selesai dibuat maka dapat diketahui berbagai macam jalan yang dapat ditempuh untuk mencapai tujuan. Oleh karena itu, langkah selanjutnya tidak boleh berhenti karena peta tidak menunjukkan ke mana harus pergi. Peta akan sangat bermanfaat jika tujuan suatu organisasi telah ditentukan sebelumnya. Tujuan organisasi adalah visi dan misinya. Dengan demikian, proses analisis SWOT dapat berjalan dengan baik jika visi dan misi organisasi telah terbangun terlebih dahulu.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Silahkan Anda komentari tulisan-tulisan ini!
Komentar yang masuk dapat dijadikan pertimbangan untuk menampilkan tulisan-tulisan selanjutnya.
Terima kasih.