Analisis SWOT madrasah adalah analisis kondisi
internal dan eksternal sekolah yang selanjutnya dijadikan dasar dalam merancang
strategi. Analisis kondisi internal sekolah berfungsi untuk memberikan gambaran
mengenai posisi sekolah saat ini, yaitu berkaitan dengan sumber daya yang
dimiliki dan permasalahan apa saja yang belum terselesaikan. Misalnya, terkait
dengan bagaimana kualitas guru, bagaimana keadaan peserta didik, dan bagaimana
kondisi sarana dan prasarananya. Sedangkan analisis kondisi eksternal sekolah
berfungsi untuk memberikan gambaran mengenai apa yang sedang terjadi di luar
sana dan hal apa saja yang dapat memengaruhi penyelenggaraan pendidikan di
sekolah, baik yang bersifat negatif rnaupun positif. Misalnya, hubungan dengan
dunia usaha dan dunia mdustri, partisipasi orangtua terhadap sekolah, dan peran
serta masyarakat dalam mendukung penyelenggaraan pendidikan.
Analisis SWOT dibuat oleh Albert Humphrey, yang
memimpin rroyek riset pada Universitas Stanford pada dasawarsa 1960-an dan
1970-an. Analisis SWOT bertujuan untuk mengetahui besarnya faktor kekuatan (Strengths)
dan kelemahan {Weaknesses) yang dimiliki oleh suatu organisasi, dan
bagaimana menggunakan faktor-faktor tersebut guna mendapatkan peluang (Opportunities)
serta mengatasi ancaman (Threats) yang akan dihadapi. Kekuatan adalah potensi dan
kemampuan yang dapat digunakan untuk mengembangkan organisasi dalam
rangka mencapai tujuan organisasi. Kelemahan adalah kekurangan yang menjadi
beban dalam mencapai tujuan organisasi. Peluang adalah situasi dan kondisi di
luar organisasi yang menguntungkan sehingga dapat dimanfaatkan dalam mencapai
tujuan organisasi.
Pengelola sekolah dapat memanfaatkan
analisis ini untuk mengembang-kan rencana strategis dan menemukan solusi pemecahan
masalah melalui pertimbangan faktor-faktor yang memengaruhinya. Dalam membuat
rencana stfategis, pengelola sekolah dapat memanfaatkan informasi mengenai
faktor internal dan faktor eksternal agar rencananya dapat dirumuskan dengan
tepat. Demikian pula dalam proses pemecahan masalah, informasi mengenai faktor
positif dan faktor negatif sangat diperlukan untuk menyelesaikan masalah secara
bijak. Selain itu, pengelola sekolah dapat memaksimalkan potensi atas kekuatan
dan peluang yang dimiliki sembari meminimalisasi dampak dari kelemahan dan
ancaman yang dihadapi organisasi tersebut.
Pendekatan matriks SWOT merupakan
salah satu cara untuk memetakan pilihan strategi yang dapat digunakan sekolah.
Pendekatan ini digunakan dengan cara membandingkan antara faktor internal
(kekuatan dan kelemahan) dengan faktor eksternal (peluang dan ancaman). Selain
itu, juga membandingkan faktor positif (kekuatan dan peluang) dengan faktor
negatif (kelemahan dan ancaman). Matriks SWOT (Depdiknas, 2007: 56) pada
dasarnya merupakan daftar dari kekuatan,
kelemahan, peluang, ancaman, serta kombinasi dari Strengths (S)
dan Opportunities (O), Strengths (S) dan Threats (T), Weaknesses
W) dan Opportu-nities (O), Weaknesses (W) dan Threats (T).
Matrik SWOT menghasilkan empat set kemungkinan alternatif strategi, yaitu competition, mobilization, investment/ divestment,
dan damage control.
Matriks SWOT
♦
Strategi competition (S-O) adalah
strategi yang menggunakan kekuatan untuk memanfaatkan peluang. Strategi ini
dapat digunakan apabila sekolah berada dalam posisi yang kuat dan banyak
peluang yang teridentifikasi.
♦ Strategi mobilization (S-T)
adalah strategi yang menggunakan kekuatan untuk mengatasi ancaman. Strategi ini
dipilih apabila sekolah memiliki kekuatan yang cukup, tetapi di luar sana
banyak ancaman yang harus dihadapi.
♦ Strategi investment/divestment (W-O)
adalah strategi yang meminimalkan kelemahan untuk memanfaatkan peluang. Dengan
kata lain, sekolah memanfaatkan peluang yang ada untuk meningkatJkan kekuatannya. Strategi ini diambil apabila sekolah dalam kondisi yang lemah akan tetapi banyak peluang
yang tersedia.
♦ Strategi damage
control (W-T) adalah strategi yang meminimalkan kelemahan dan menghindari ancaman.
Dalam strategi ini, sekolah harus menekan kelemahan dan ancaman secara
bersama-sama. Strategi ini harus digunakan pada saat sekolah menghadapi banyak
ancaman dan dalam kondisi yang lemah.
Dalam melakukan
analisis SWOT sekolah yang pertama dilakukan ialah menyiapkan
tabel matriks SWOT seperti yang di atas. Kemudian analisis dan pilahlah
berbagai faktor yang memengaruhi keberhasilan sekolah, yang mencakup faktor
internal dan faktor eksternal. Setelah itu, lakukan perbandingan antara:
kekuatan (S) dan kelemahan (O), kekuatan (S) dan ancaman (T), kelemahan
(W) dan peluang (O), dan antara kelemahan (W) dan ancaman (T) sehingga mengha-silkan
empat set strategi alternatif. Selanjutnya, pilihlah strategi yang paling
diprioritaskan.
SWOT dapat dilaksanakan oleh para administrator
secara individual atau secara kelompok dalam organisasi. Teknik secara kelompok
akan lebih efektif khususnya dalam pengadaan struktur, objektivitas, kejelasan,
dan fokus untuk diskusi mengenai strategi sehingga tidak akan cenderung
melantur, dan bahkan akan terkena pengaruh politik atau kesenangan perseorangan
yang kuat (Glass dalam Mastjum, 2011). Dengan kata lain, analisis SWOT dapat
dapat dikerjakan secara perorangan dan secara kelompok. Akan tetapi, lebih baik
jika analisis SWOT dikerjakan secara kelompok.
Ada kesalahan-kesalahan umum yang biasanya terjadi dalam
menganalisis faktor-faktor SWOT, antara lain sebagai berikut.
1. Dalam menentukan kekuatan {Strengths), tidak dibandingkan dengan
pesaing
sehingga apa yang tadinya dianggap sebagai kekuatan, sebenarnya masih banyak kelemahannya dibanding pesaing. Selain itu, dapat pula terlalu fokus pada kekuatan dan
mengabaikan ancaman.
2.
Dalam
menganalisis kelemahan (Weaknesses), dilakukan secara parsial dan tidak
secara organisasi keseluruhan.
3.
Salah satu kelemahan yang sering dipilih adalah customer
satisfaction index
yang
lebih rendah dari pesaing atau jumlah komplain yang tinggi. Padahal, mungkin kelemahan tersebut terjadi karena kebijakan atau
karena menyangkut orang-orang tertentu (oknum).
4.
Dalam menganalisis peluang (Opportunities), cenderung
menganggap kelemahan
sebagai peluang untuk perbaikan. Misalnya, sekolah kekurangan orang-orang yang
berbakat di bidang tertentu (seperti TIK). Di sini peluang dianggap sebagai
"menambah pegawai baru yang berbakat di bidang TIK untuk
diperbantukan".
5.
Dalam
menganalisis ancaman (Threats), sering kali gagal mempertimbangkan dampak negatif jangka panjang
dari suatu faktor.
Pada saat
menerapkan metode analisis SWOT sering terjadi kekeliruan. Kekeliruan yang sering
terjadi ialah kesalahan dalam membuat klasifikasi SWOT yang diakibatkan karena
kesalahan data, kekurangan informasi atau tidak tajam dalam menganalisis
variabel SWOT. Selain itu, faktor-faktor yang diklasifikasi-kan terlalu luas
atau terlalu banyak sehingga strategi yang digunakan tidak fokus. Kemudian,
dalam penetapan faktor terlalu bias sehingga strategi yang dibuat menjadi
kurang tajam. Selanjutnya, sering terjadi kekeliruan dalam menerapkan strategi
yang cocok atau relevan.
Kesalahan dan kekurangan tersebut dapat dikurangi
dengan melakukan beberapa aturan sederhana dalam menggunakan analisis SWOT
sebagai berikut.
1.
Mengikuti
training untuk meningkatkan pemahaman dalam menggunakan analisis SWOT.
2. Bersikap realistis tentang kekuatan dan kelemahan sekolah. Kelemahan yang
disembunyikan atau kekuatan yang tidak terjabarkan akan membuat arahan strategi
menjadi tidak bisa digunakan.
3. Analisis harus didasarkan atas kondisi yang sedang terjadi dan bukan kondisi yang
seharusnya terjadi. Dengan kata lain, bedakanlah keadaan sekolah yang sekarang dengan keadaan sekolah pada masa yang
akan datang.
4. Bersikaplah
spesifik: hindarkan wilayah yang bertumpang tindih {gray areas).
5.
Selalu lakukan analisis dalam kaitannya dengan misi utama
sekolah;
6. Buatlah SWOT
sekolah yang singkat dan sederhana. Hindarkan kompleksitas dan penekanan yang
berlebihan.
7. Berdayakan SWOT
dengan kerangka konseptual yang logis.
Analisis SWOT bisa
sangat subjektif. Oleh karena itu, jangan terlalu
bergantung pada hasil analisis SWOT. Jadikanlah analisis SWOT sebagai
pedoman, bukan sebagai resep. Dapat diumpamakan bahwa analisis SWOT berfungsi sebagai panduan pembuatan.peta. Setelah peta selesai
dibuat maka dapat diketahui berbagai macam jalan yang dapat ditempuh untuk
mencapai tujuan. Oleh karena itu, langkah selanjutnya tidak boleh berhenti
karena peta tidak menunjukkan ke mana harus pergi. Peta akan sangat bermanfaat
jika tujuan suatu organisasi telah ditentukan sebelumnya. Tujuan organisasi
adalah visi dan misinya. Dengan demikian, proses analisis SWOT dapat berjalan
dengan baik jika visi dan misi organisasi telah terbangun terlebih dahulu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Silahkan Anda komentari tulisan-tulisan ini!
Komentar yang masuk dapat dijadikan pertimbangan untuk menampilkan tulisan-tulisan selanjutnya.
Terima kasih.