URGENSI KOMUNIKASI DALAM MANAJEMEN
PENDIDIKAN ISLAM
Oleh:
Deviana
Abstraks
Ketercapaian sebuah lembaga atau organisasi pendidikan
Islam tidak akan berhasil tanpa melalui proses komunikasi. Komunikasi akan
berjalan efektif jika dilakukan oleh pemimpin dengan anggota lembaga atau
organisasi yang komunikatif dan memiliki latar belakang pendidikan yang relevan
dengan institusi yang dikelola. Kemampuan berkomunikasi akan menentukan sukses
atau tidaknya seorang manajer (pimpinan) serta anggotanya yang aktif
menyuarakan ide dan gagasan mengenai topik masalah yang dibicarakan. Oleh sebab
itu maju mundurnya sebuah lembaga atau institusi tergantung pada kemampuan
berorganisasi pemimpin dan anggotanya serta interaksi dan komunikasi yang
terjadi di dalamnya. Tulisan ini berbicara mengenai ontologi, fungsi, dan
unsur-unsur yang ada dalam komunikasi. Diakhiri dengan komunikasi yang efektif
yang idealnya dimiliki oleh sebuah lembaga pendidikan Islam.
Key word: Komunikasi, Manajemen dan Pendidikan
Islam
A.
Pengertian Komunikasi
Secara
luas komunikasi adalah setiap bentuk tingkah laku seseorang baik verbal maupun
non verbal yang ditanggapi oleh orang lain. Secara sempit komunikasi diartikan
sebagai pesan yang dikirimkan seseorang kepada satu atau lebih penerima dengan
maksud sadar untuk mempengaruhi tingkah laku si penerima. Dalam istilah lain,
komunikasi adalah suatu proses penyampaian pesan (ide, gagasan) dari satu pihak
kepada pihak lain agar terjadi saling mempengaruhi di antara keduanya.
Jika dikaitkan dengan kehidupan suatu
organisasi, maka komunikasi yang berlangsung di dalamnya disebut komunikasi
organisasi. Lewis (1987), menegaskan bahwa komunikasi organisasi adalah
pembagian pesan, ide-ide atau sikap dalam suatu struktur organisasi (seperti
bisnis, industri, pemeritahan dan pendidikan), di antara manajer dan kelompok
pegawai yang menggunakan teknologi komunikasi modern dan atau media dalam
memindahkan informasi.
Adapun komunikasi yang dibahas dalam
tulisan ini adalah komunikasi yang terjadi dalam proses manajemen pendidikan.
Dengan demikian, maka faktor manajemen pendidikanlah yang menjadi inti
pembicaraan, sedangkan komunikasinya lebih merupakan aspek alat saja. Disebut
alat di sini karena fungsinya yang bisa diupayakan untuk membantu memecahkan
masalah-masalah pendidikan.
B.
Fungsi Komunikasi
Terdapat
beberapa fungsi komunikasi yang lazim dipergunakan oleh lembaga atau
organisasi, menurut Brdige, seperti: Pertama, komunikasi berfungsi
sebagai informasi. Pengumpulan, penyebaran berita, data, pesan dan komentar yang
dibutuhkan agar dapat difahami dan bereaksi secara jelas. Kedua, fungsi
sosialisasi. Penyediaan sumber ilmu pengetahuan yang memungkinkan orang
bersikap dan bertindak sebagai anggota masyarakat yang efektif sehingga ia
sadar akan fungsi sosialnya dan dapat aktif dalam masyarakat. Ketiga,
fungsi motivasi. Dalam hal ini komunikasi mendorong kegiatan individu dan
kelompok berdasarkan tujuan yanng akan dicapai bersama. Keempat, fungsi
debat dan diskusi. Menuangkan dan saling menukar fakta yang diperlukan untuk
memungkinkan persetujuan dan penyelesaian perbedaan pendapat mengenai masalah
publik, menyediakan bukti-bukti yang relevan yang diperlukan untuk kepentingan
umum dan agar masyarakat lebih melibatkan diri dalam masalah yang menyangkut
kegiatan bersama di tingkat lokal, nasional dan internasional. Kelima,
fungsi pendidikan. Pengalihan ilmu pengetahuan yang dapat mendorong
perkembangan intelektual, keterampilan, dan kemahiran yang diperlukan dalam
seluruh bidang kehidupan. Keenam, fungsi kebudayaan. Penyebarluasan
hasil kebudayaan dan seni dengan maksud melestarikan warisan masa lampau. Ketujuh,
fungsi hiburan. Penyebarluasan sinyal, simbol, suara dan citra dari drama,
tari, kesenian, musik, komedi, olahraga, permainan dan sebagainya untuk
rekreasi dan kesenangan kelompok dan individu. Kedelapan, fungsi
integrasi. Mempersilakan individu atau kelompok memiliki kesempatan yang sama
untuk memperoleh atau menyampaikan berbagai pesan yang diperlukan bagi mereka
agar mereka saling mengenal dan mengerti serta menghargai kondisi, pandangan
dan keinginan orang lain.
C.
Unsur-unsur yang Harus ada
dalam Proses Komunikasi
Proses
kumunikasi yang terjadi antar individu atau kelompok, akan melibatkan dua pihak
atau lebih. Proses tersebut tentunya saling bersautan sesuai dengan arah dan
topik pembicaraan yang sedang diperbincangkan. Dalam berkomunikasi akan
melbatkan beberapa unsur, di antaranya: Pertama, adanya komunikator.
Seorang komunikator yang mempunyai sejumlah kebutuhan berupa ide-ide,
sasaran-sasaran, atau gagasan yang dapat membantu berbagai pemecahan masalah. Kedua,
Tujuan komunikasi. Adanya tujuan yang hendak dicapai adalah sesuatu hal yang
tidak bisa dipisahkan dalam proses komunikasi, yang di dalamnya dibutuhkan
kerja sama. Ketiga, gagasan atau ide. Terdapatnya suatu gagasan atau ide
yang perlu disebarkan sebagai alat untuk mempengaruhi orang lain, sehingga
orang lain ini dapat merespon dengan positif. Keempat, mediasi. Tersedia
saluran yang dapat menghubungkan sumber informasi dengen penerima informasi,
sehingga terjadi hubungan timbal balik antara komunikator dan komunikan.
Saluran komunikasi adalah media yang dilalui pesan. Jarang sekali komunikasi
berlangsung melalui satu saluran, kita lebih sering menggunakan dua, tiga, atau
empat saluran yang berbeda secara simultan. Sebagai contoh, dalam interaksi
tatap muka kita berbicara dan mendengarkan (saluran suara), tetapi kita juga
memberikan isyarat tubuh dan menerima isyarat ini secara visual (saluran
visual). Seringkali kita saling menyentuh, ini pun komunikasi (saluran taktis).
Kelima, feedback (umpan balik). Adanya feedback hasil komunikasi atau respon dari penerima
berita. Umpan balik yang memungkinkan sumber mempertimbangkan kembali pesan
yang telah disampaikannya kepada penerima. Umpan balik penerima terhadap pesan
yang disampaikan sumber dapat berwujud kata-kata ataupun tindakan-tindakan
tertentu. Penerima bisa mengabaikan pesan tersebut atau menyimpannya. Umpan
balik inilah yang dapat dijadikan landasan untuk mengevaluasi kefektifan
komunikasi. Keenam, adanya noise. Gangguan yang tak terencana
hampir bisa dipastikan akan terjadi dalam sebuah proses komunikasi sebagai
akibat diterimanya pesan komunikator oleh komunikan yang berbeda pesan dengan
yang disampaikan komunikator kepadanya. Semua komunikasi mengandung gangguan,
dan walaupun kita tidak dapat meniadakannya sama sekali, kita dapat mengurangi
gangguan dan dampaknya. Menggunakan bahasa yang lebih akurat, mempelajari
keterampilan mengirim dan menerima pesan non verbal, serta meningkatkan
keterampilan mendengarkan dan menerima serta mengirimkan umpan balik adalah
beberapa cara untuk menanggulangi gangguan.
D.
Komunikasi efektif dalam
Proses Manajemen Pendidikan Islam
Komunikasi merupakan bagian yang
sangat urgen dalam proses manajemen. Karena dalam proses manajemen melibatkan
berbagai unsur sumber daya manusia yang terdiri dari unsur pimpinan dan
bawahan. Dalam perkembangannya komunikasi hadir dalam manajemen baik di
instansi swasta maupun pemerintahan. Di organisasi perusahaan media masa
seperti TV, Internet dan Radio, kemampuan berkomunikasi akan menentukan
berhasil atau tidaknya seorang pemimpin dalam melaksanakan tugasnya. Dalam hal
ini, komunikasi memiliki hubungan yang erat sekali dengan kepemimpinan, bahkan
dapat dikatakan bahwa tiada kepemimpinan tanpa komunikasi. Apalagi syarat
seorang pemimpin selain ia harus berilmu, visioner (berwawasan ke depan),
ikhlas, tekun, berani, jujur, sehat jasmani dan rohani (baca: materi-materi
komprehensif, 2012), ia juga harus memiliki kemampuan berkomunikasi. Kemampuan
komunikasi ini salah satu yang akan menentukan berhasil atau tidaknya seorang
pemimpin dalam melaksanakan tugasnya. Setiap pemimpin memiliki pengikut guna merealisasi
gagasannya dalam rangka mencapai tujuan tertentu. Di sinilah pentingnya
kemampuan berkomunikasi bagi seorang pemimpin, khususnya dalam usaha untuk
mempengaruhi prilaku orang lain. Inilah hakikatnya dari seperangkat manajemen
dalam organisasi.
Dalam proses manajemen sering
ditemukan masalah yang diakibatkan oleh ketidakefektifan komunikasi. Padahal
komunikasi yang efektif sangat penting bagi para manajer, paling tidak ada dua
alasan, pertama, komunikasi adalah proses melalui jalan mana fungsi-fungsi
manajemen mulai dari perencanaan, pengorganisasian, pengarahan dan pengawasan
dapat dicapai; kedua, komunikasi adalah kegiatan dimana para manajer
mencurahkan sebagian besar proporsi waktu mereka. Proses komunikasi
memungkinkan manajer untuk melaksanakan tugas-tugas mereka. Informasi harus
dikomunikasikan kepada stafnya agar mereka mempunyai dasar perencanaan, agar
rencana-rencana itu dapat dilaksanakan. Perorganisasian memerlukan komunikasi
dengan bawahan tentang penugasan mereka. Pengarahan mengharuskan manajer untuk
berkomunikasi dengan bawahannya agar tujuan kelompok dapat tercapai. Jadi
seorang manajer akan dapat melaksanakan fungsi-fungsi manajemen melalui
interaksi dan komunikasi dengan pihak lain. Dalam proses manajemen pendidikan
Islam, diharapkan agar komunikasi yang dibangun bisa efektif. Komunikasi yang
efektif yakni komunikasi yang berhasil melahirkan kebersamaan, kesepahaman
antara sumber dan penerima (audience).
Hal tersebut bisa terjadi apabila audience menerima pesan,
pengertian, dan sebagainya sama dengan apa yang dikehendaki oleh penyampai
pesan.
Komunikasi yang efektif akan
menciptakan suasana pembicaraan yang sehat dan terbuka. Oleh karena itu seorang
pemimpin harus dapat berkomunikasi dengan efektif kepada seluruh prangkat
struktural yang ada di instansi. Komunikasi akan berwujud percakapan timbal
balik di antara anggota organisasi. Komunikasi dalam rapat bergantung pada
jenis rapat lembaga, serta tipe kepemimpinan lembaga tersebut. Jika pemimpin
bersifat otoriter, mungkin peserta rapat enggan mengajukan pertanyaan, karena
kurangnya kesempatan untuk bertanya atau mengemukakan pendapat. Di samping itu,
para struktural biasanya memilih mengamankan diri daripada pertanyaan yang
diajukan dianggap menyerang atau menentang pemimpin. Meskipun demikian, jika
rapat lembaga yang diadakan itu merupakan rapat penjelasan, tetap akan
mengundang pertanyaan dari para tenaga struktural.
Dalam rapat institusi, pertanyaan
bisa diajukan oleh pemimpin dengan cara-cara seperti dikemukakan oleh Wursanto
(1987), yaitu pertanyaan langsung, pertanyaan umum, pertanyaan terbuka,
pertanyaan yang diarahkan kembali, pertanyaan faktual, pertanyaan retoris,
pick up question, dan leading question.
Menurut Jalam Mahdi (2004), ada
delapan prinsip yang perlu dilakukan agar komunikasi bisa efektif seperti
berikut:
1. Berpikir dan berbicara dengan jelas;
2. Ada suatu yang penting untuk disampaikan;
3. Ada tujuan yang jelas;
4. Penguasaan terhadap masalah;
5. Pemahaman proses komunikasi dan penerapannya dengan konsisten;
6. Mendapatkan empati dari komunikan;
7. Selalu menjaga kontak mata, suara yang tidak terlalu keras atau lemah
serta menghindari ucapan pengganggu; dan
8. Komunikasi harus dierncanakan (apa pesan yang ingin disampaikan, siapa
yang dituju, buatlah skenario yang jelas, dan hendaklah mempersiapkan diri agar
menguasai masalah.
E.
Simpulan
Proses
komunikasi merupakan suatu yang harus ada dalam komponen organisasi, karena
organisasi tidak akan berjalan pada porosnya, jikalau di dalamnya tidak terjadi
proses komunikasi. Dalam lingkup organisasi terdapat sistem manajerial yang
dikendalikan oleh seorang pemimpin organisasi sekaligus sebagai proses
pengambilan keputusan yang dilakukan setelah adanya proses komunikasi dengan para
anggota organisasri. Komunikator harus memiliki kemampuan (bisa berupa
pengetahuan, gagasan atau ide) dalam upaya mempengaruhi komunikan. Komunikan juga
berhak menerima atau menolak suatu ide atau gagasan komunikator yang tentunya
berpedoman pada argumen yang logis yang di dalamnya terdapat multidimensi dari
tema yang dibicarakan. Sehingga dari proses interaksi dan komunikasi yang
terjadi antara komunikator dan komunikan menghasilkan kesepakatan yang efektif
guna kemajuan sebuah organisasi.
Lembaga
pendidikan Islam merupakab bagian dari lingkup organisasi pendidikan tidak akan
menghasilkan perubahan kalau di dalamnya tidak disertai dengan manajerial yang
handal. Proses manajemen yang handal tentunya menggunakan komunikasi yang
efektif, sehingga akan menghasilkan feedback yang jelas, semua itu
dilakukan guna mencapai tujuan bersama yang tertuang dalam visi misi
organisasi.
Referensi
A. Muis, 2001. Komunikasi Islam. Bandung:
Remaja Rosdakarya.
Deddy Mulyana, 2001. Ilmu Komunikasi.
Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.
E. Mulyasa, 2009. Menjadi Kepala
Sekolah Profesional. Bandung: Rosdakarya
Jamal Mahdi, 2004. Menjadi
Pemimpin yang Efektif dan Berpengaruh, Tinjauan Manajemen Kependidikan Islam.
Terj. Ahmad Syafruddin dan Ahmad Fauzan. Bandung: Syaamil Cipta Media.
M. Sobri Sutikno, 2012. Manajemen
Pendidikan, Langkah Praktis Mewujudkan Lembaga Pendidikan yang Unggul (Tinjauan
Umum dan Islami). Lombok: Holistika.
Muhaemin, dkk. 2010. Manajemen
Pendidikan. Jakarta: Kencana.
Mujamil Qomar, 2007. Manajemen
Pendidikan Islam. Jakarta: Erlangga.
Nanang Fatah, 2004. Landasan
Manajemen Pendidikan. Bandung: Rosdakarya.
Ramayulis, 2006. Ilmu Pendidikan
Islam. Jakarta: Kalam Mulia.
Syafaruddin, 2005. Manajemen
Lembaga Pendidikan Islam. Jakarta: Ciputat Press.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Silahkan Anda komentari tulisan-tulisan ini!
Komentar yang masuk dapat dijadikan pertimbangan untuk menampilkan tulisan-tulisan selanjutnya.
Terima kasih.