Menjadi Guru Kreatif dan
Inovatif
GURU
adalah profesi mulia karena di tangan merekalah nasib masa depan anak-anak
kita, sehingga tidaklah heran jika guru identik dengan ungkapan "digugu
dan ditiru". Namun menjadi guru bisa dikatakan gampang-gampang susah,
karena seorang guru tidak sebatas berbekal ilmu tetapi juga harus iman, sabar,
ikhlas, ulet, gigih, pantang menyerah, kreatif, inovatif dan atraktif.
Ketentuan
Permendiknas RI No. 16 Tahun 2007 tentang Standar Kualifikasi Akademik dan
Kompetensi Guru meliputi kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian,
kompetensi sosial, dan kompetensi profesional.
Kompetensi pedagogik merujuk pada bagaimana seorang guru harus memiliki seni dalam mengajar, seperti kreatif dalam membuat media pembelajaran, memilih strategi atau model pembelajaran yang menyenangkan, serta inovatif dalam menyampaikan materi kepada peserta didik.
Kompetensi kepribadian merujuk pada bagaimana seorang guru bisa menjadi pribadi yang ulet, gigih, pantang menyerah, kreatif, inovatif, atraktif, menjaga kerapian penampilan, menjaga kebersihan, bersahaja, sopan, santun, dan ramah. Kepribadian seorang guru akan sangat berpengaruh terhadap keberhasilan pendidikan.
Kompetensi sosial merujuk pada bagaimana seorang guru harus berinterkasi serta berkomunikasi dengan baik di lingkungan masyarakat, seperti mampu mengomunikasikan perkembangan peserta didik dengan para wali murid dan melibatkan masyarakat sekitar jika ada event-event besar di sekolah.
Sedangkan kompetensi profesional merujuk pada bagaimana seorang guru mampu menyesuaikan kualifikasi pendidikannya dengan materi yang diajarkan. Kompetensi profesional bisa ditingkatkan melalui pelatihan seperti PPG, PLPG dan lain sebagainya.
Masih banyak indikator guru kreatif dan inovatif untuk mencetak peserta
didik yang unggul dan inspiratif. Dilansir
mediakartu.blogspot.co.id/2015/10/trik menjadi guru kreatif dan inovatif
di antaranya:Kompetensi pedagogik merujuk pada bagaimana seorang guru harus memiliki seni dalam mengajar, seperti kreatif dalam membuat media pembelajaran, memilih strategi atau model pembelajaran yang menyenangkan, serta inovatif dalam menyampaikan materi kepada peserta didik.
Kompetensi kepribadian merujuk pada bagaimana seorang guru bisa menjadi pribadi yang ulet, gigih, pantang menyerah, kreatif, inovatif, atraktif, menjaga kerapian penampilan, menjaga kebersihan, bersahaja, sopan, santun, dan ramah. Kepribadian seorang guru akan sangat berpengaruh terhadap keberhasilan pendidikan.
Kompetensi sosial merujuk pada bagaimana seorang guru harus berinterkasi serta berkomunikasi dengan baik di lingkungan masyarakat, seperti mampu mengomunikasikan perkembangan peserta didik dengan para wali murid dan melibatkan masyarakat sekitar jika ada event-event besar di sekolah.
Sedangkan kompetensi profesional merujuk pada bagaimana seorang guru mampu menyesuaikan kualifikasi pendidikannya dengan materi yang diajarkan. Kompetensi profesional bisa ditingkatkan melalui pelatihan seperti PPG, PLPG dan lain sebagainya.
a) Melengkapi administrasi guru. Sebagai guru khususnya di dunia pendidikan formal, masalah administrasi merupakan salah satu tanggung jawab seperti membuat RPP. Tidak sedikit guru yang lalai untuk membuat RPP karena berbagai alasan, padahal RPP merupakan sebuah langkah awal untuk mengajar. Dengan membuat RPP secara baik, proses belajar-mengajar di sekolah akan lebih terarah. Selain RPP, guru juga harus membuat kalender pendidikan, prota, promes dan sebagainya.
b) Menguasai materi pelajaran secara mendalam. Kemampuan menguasai materi pelajaran harus dikuasai betul oleh guru, seperti mengkaji bahan kurikulum bidang studi, mengkaji isi buku-buku teks bidang studi bersangkutan, melaksanakan kegiatan-kegiatan yang disarankan dalam kurikulum bidang studi bersangkutan.
c) Berwawasan luas. Setiap guru seharusnya memiliki wawasan luas, artinya tidak hanya fokus pada mata pelajaran yang diajarkan kepada peserta didik. Cara menambah wawasan bisa dengan banyak membaca buku, web-web media cetak di internet, berdiskusi dengan teman sejawat dan sebagainya.
d) Komunikatif. Seorang guru yang komunikatif akan sangat menyenangkan bagi peserta didik. Komunikatif berbeda dengan cerewet, karena seorang yang komunikatif tidak mendominasi pembicaraan, seperti menanyakan kabar atau kondisi kesehatan peserta didik, memberikan kebebasan peserta didik untuk mengemukakan ide atau pendapatnya.
e) Mengetahui potensi peserta didik. Guru harus paham karakteristik siswanya, serta potensi yang dimilikinya karena potensi yang dibekali oleh Allah SWT kepada setiap manusia berbeda. Misalnya ada peserta didik memiliki kecerdasan intelektual seperti di bidang eksakta, ada kecerdasan musikal, olahraga, melukis dan sebagainya. Jika seorang guru paham potensi yang dimiliki setiap peserta didik maka akan semakin mudah mengarahkan mereka menggali potensi didiknya.
Memadukan teori dengan praktik memang bukan perkara mudah. Namun bukan berarti tidak mungkin dilakukan, karena di situlah letak perjuangan guru. Bagi guru sejati, kesulitan, kegagalan dan keterbatasan sarana/prasarana, bahkan pada urusan dana, bukanlah alasan untuk tidak menjadi kreatif dan inovatif.
Sebagai contoh, seorang guru bahasa Inggris honorer mau mengajar materi descriptive text dengan keterbatasan prasarana. Dia bisa menggunakan media pembelajaran melalui gambar dan mengajak siswanya belajar di luar kelas (out door) dengan metode mengajar demonstrasi.
Cara belajar demikian juga akan menyenangkan bagi peserta didik dan jika peserta didik telah tertarik maka dengan mudah materi pelajaran akan mereka serap.
Dengan demikian, guru harus mengenal jenis-jenis metode mengajar seperti metode ceramah, diskusi, demonstrasi, eksperimen, karya wisata, penugasan, pemecahan masalah, proyek, dan metode bermain peran.
Setiap metode tersebut harus dikuasai betul oleh guru untuk bisa mengajar secara kreatif, efektif dan menyenangkan.
Guru juga harus selalu ingat, tugas utamanya tidak terbatas pada transfer of knowledge atau mentrasfer ilmu, tetapi juga transfer of value atau mentrasfer nilai-nilai karakter, sehingga kompetensi kepribadian dan pedagogik guru harus selalu ditingkatkan. Menanamkan nilai-nilai karakter seperti jujur, kreatif, inovatif, atraktif, serta produktif dalam berkarya merupakan tugas dan fungsi guru.
Menjadi guru yang benar-benar bisa "digugu dan ditiru" bukan perkara mudah. Dibutuhkan banyak pengorbanan baik segi materi, waktu, tenaga, pikiran maupun perasaan. Namun, begitulah perjuangan, karena di balik perjuangan tersimpan berjuta kebahagiaan yang tidak bisa dibeli dengan materi.